Diberdayakan oleh Blogger.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DI ANGKRINGAN MAS AGIL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DARI MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DI ANGKRINGAN MAS AGIL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DARI MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Oleh: Shela Novianti Gumilang
NIM: 135211056

Program Studi Diploma III Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung

Abstract

This study aimed to identify how the quality of service in Angkringan Mas Agil and its influence on customer satisfaction. Quality of care is the effort made by the manufacturer to meet the wishes and needs of consumers so and keep up with customer expectations so that customers will be satisfied. While customer satisfaction is the response given by the customer to the results already obtained by producers who mangacu on a positive outcome that will lead to repeat purchases made ​​by consumers. This study used 42 samples of all students Bandung State Polytechnic. The method used is descriptive quantitative method, the data is presented with figures on calculations using SPSS application assistance and presented in tabular form translated into a sentence in order to facilitate the reader to read it.
Keyword : Quality of service, customer satisfaction, research, manufacturers and consumers.






Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak produsen guna memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga dan mengimbanginya dengan harapan pelanggan sehingga pelanggan akan merasa puas. Sedangkan kepuasan pelanggan merupakan respon yang diberikan oleh pelanggan terhadap hasil yang sudah diperoleh oleh produsen yang mangacu pada hasil yang positif sehingga akan menimbulkan pembelian yang berulang yang dilakukan oleh konsumen. Penelitian ini menggunakan 42 sampel dari seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu data disajikan dengan angka-angka hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS dan disajikan pula dalam bentuk tabel yang diterjemahkan ke dalam kalimat guna mempermudah pembaca untuk membacanya.
Keyword        : Kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, penelitian, produsen dan konsumen


1.      Pendahuluan


Dalam era globalisasi sekarang ini persaingan bisnis mengalami peningkatan yang sangat signifikan, baik mereka yang berwirausaha ataupun bisnis-bisnis dalam perusahaan tertentu. Dalam memenangkan persaiangan, para wirausaha atupun pengusaha bisnis lainnya harus memutar otak dalam menjalakan bisnisnya, baik dengan berinovasi dengan produk-produk baru dengan kualiatas yang lebih tinggi dan mutu yang terjamin ataupun dengan meningkatkan kepuasan pelanggan yang lebih baik lagi daripada pesaingnya. Jika ada produk yang dihasilkan bermutu jelek tetapi harganya terlampau mahal, konsumen akan merasa tidak puas.
Pada dasarnya saat membuka usaha atau menjalankan bisnis, berarti sedang melayani orang lain. Seorang pebisnis sedang berusaha memenuhi salah satu atau beberapa kebutuhan pelanggan dan mengaharapkan usaha tersebut dapat direspon positif oleh pelanggan. Sedangkan pelanggan mengharapkan mendapat pelayanan yang baik dan menyenangkan serta dilayani dengan hormat oleh pebisnis atau produsen. Untuk melakukan pelayanan yang hebat tentu saja tidak akan terjadi begitu saja akan tetapi memerlukan waktu serta tenaga yang harus diaplikasikan oleh setiap pebisnis kepada konsumen yang mereka layani.
Setiap komunikasi ataupun interaksi yang dilakukan oleh produsen kepada konsumen merupakan suatu bentuk dari layanan pelanggan. Semua bentuk interaksi dengan pelanggan akan memikul tanggung jawab terhadap presepsi dari konsumen mengenai bisnis yang dijalankan dan pelayanan yang diberikan. Jadi pelayanan pelanggan merupakan tentang bagaimana memuaskan pelanggan dan bisa malampaui harapan-harapan dari pelaggan tersebut. Hasil dari pelayanan pelanggan sebenarnya cukup sederhana, yaitu jika produsen memberikan pelayanan yang hebat maka pelanggan akan puas dan dapat dipastikan bahwa pelanggan akan kembali lagi datang pada produsen tersebut.
Salah satu bentuk bisnis yang paling mengutamakan kepuasan pelanggan adalah bisnis kuliner yang tentunya para pelayan akan memberikan sajian terbaik dari restoran mereka dengan pelayanan berkualitas tinggi demi kenyamanan dan kepuasan konsumen. Oleh karena hal tersebut dewasa ini banyak sekali orang yang banting setir ke dunia bisnis khususnya bisnis kuliner. Bisnis kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan di Indonesia, selain karena penikmat rasa di Indonesia ini sangat banyak, bisnis kuliner juga benar-benar memerhatikan kepuasan pelanggan.
Bisnis kuliner tentu saja akan menjadi ladang bisnis yang menggiurkan dan hal tersebut dapat tercapai jika pelayanan yang diberikan dari bisnis tersebut bisa memberikan kepuasan kepada konsumennya, sehingga akan memengaruhi bisnisnya berkembang lebih pesat dari pesaingnya. Sehingga untuk mencapai tujuan bisnisnya tersebut para pengusaha di bidang kuliner ini berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumennya. Salah satu contoh pelayanan yang diberikan adalah dengan memberikan diskon-diskon khusus, by one get one, live music, menu makanan spesial yang berbeda setiap harinya, menawarkan harga murah dengan kualitas rasa tinggi, menyediakan paket makan hemat dan sebagainya.
Pelaku bisnis kuliner perlu menyadari bahwa melakukan inovasi terhadap makanan yang mereka jual akan terus menarik minat pelanggan. Pada dasarnya para pelaku bisnis kuliner ini akan menarik kesimpulan bahwa berinteraksi dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan akan membawa kesuksesan pada bisnis kulinernya. “Hal sederhana yang dilakukan adalah melalui customer-care dengan selalu me-maintain komplen pelanggan sehingga ke depannya akan ada perbaikan yang dapat dilakukan oleh manajemen” (Hendy Setiyono, 2014).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakuakn sebelumnya oleh penulis, dapat diketahui bahwa Kota Bandung merupakan salah satu kota yang meraih sukses tinggi pada bidang bisnis kuliner. Hampir setiap tahunnya akan banyak ditemukan jenis kuliner baru yang dijajalkan di Kota Kembang ini. Biasanya para pelaku bisnis kuliner di Bandung ini membuat inovasi baru mengenai berbagai jenis makanan yang dijual seperti nasi goreng yang berbahan dasar rempah-rempah, kue surabi dengan berbagai macam toping dan rasa, bakso dengan ukuran yang tidak standar dan masih banyak lagi.
 Ada banyak sekali jenis bisnis kuliner yang bisa ditemui di Kota Bandung ini salah satunya adalah bisnis Angkringan. Awalnya angkringan merupakan bisnis makanan khas Yogyakarta dan hanya ada di Kota Istimewa saja, namun seiring berkembangnya kerajaan bisnis di Indonesia, para pebisnis kuliner Angkringan ini pun mulai bermunculan di kota-kota besar salah satunya di Kota Bandung. Pebisnis angkringan di Kota Bandung sendiri ada di beberapa tempat yang merupakan pusat keramaian Kota Bandung, seperti di Jalan Ir. Juanda, Kawasan Tamansari-ITB, Buah Batu dan di kawasan Jalan Surya Sumantri.
Salah satu Angkringan yang terkenal di Kota Bandung adalah Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil yang terdapat di Jalan Surya Sumantri, lokasinya sangat starategis karena berdekatan dengan beberapa Universitas yang berada di sekitarnya, yaitu Maranatha, Politeknik Negeri Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia serta Politeknik Pos Indonesia angkringan tersebut. Angkringan Mas Agil ini memang menjadi tempat favorit untuk berkumpul, khususnya bagi mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang sering berkunjung ke Angkringan Mas Agil, entah untuk sekedar berkumpul melepas kepenatan kuliah ataupun mengerjakan tugas di sana.
Salah satu hal yang menjadikan Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil bisa begitu terkenal di kalangan konsumen khususnya mahasiswa yang sering berkunjung ke sana adalah selain karena menu makan yang ditawarkan cukup menarik dan sesuai dengan dompet mahasiswa, para pelayan di Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil pun terkenal dengan keramahannya. Untuk hiburan pun biasanya Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil ini pun menyediakan live music yang bisa dinikmati di malam minggu, terlebih lagi pemilik dari Angkringan ini, yaitu Mas Agil yang memang sering ada di lokasi dan terkadang berinteraksi langsung dengan pelanggan secara ramah sehingga menciptakan kenyaman sendiri bagi pelanggan.
Keunggulan dari Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil sendiri adalah tempatnya yang strategis, menu makanan dan minuman yang banyak dan harga cukup murah, tempat yang nyaman untuk berkumpul yang merupakan salah satu layanan pelanggan yang baik yang tentunya bertujuan untuk memuaskan setiap pelanggan yang datang ke angkringan tersebut. Oleh karena hal demikian penulis tertarik untuk melakukan analis mengenai kepuasan pelanggan di Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil yang diberi judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Angkringan Mas Agil terhadap Kepuasan Pelanggan dari Mahasiswa Polban.”
2.      Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena tertentu. Setiap fenomena dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, yaitu variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan oleh simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan katagori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut. Selanjutnya akan diperoleh data, yaitu contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serte menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
            Adapun tujuan penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana pengaruh kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil terhadap kepuasan pelanggan dari Mahasiswa Polban.

2.1  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekitar Politeknik Negeri Bandung. Sebelumnya sempat juga dilakukan survei di lokasi Angkirngan Mas Agil yang terletak di sekitar Jalan Surya Sumantri, Bandung. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada bulan


November sampai dengan bulan Desember 2015.
2.2  Objek dan Subjek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan subjeknya adalah mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.
2.3  Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian yang merupakan satuan analisis. Dengan demikian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti baik itu merupakan benda, manusia, peristiwa ataupun gejala yang akan terjadi. Populasi yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Secara garis besar sampel merupakan sebagian populasi yang di ambil untuk diselidiki peneliti. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di lokasi Angkringan Mas Agil mahasiswa Polban yang sering berkunjung ke sana adalah dari Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Refrigasi dan Tata Udara, dan Jurusan Administrasi Niaga. Berikut adalah tabel data dari sampel yang diambil.
Teknik pengambilan sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah incidential sampling yang merupakan teknik non-probability sampling, karena dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel yang secara kebetulan ditemuinya dan dipandang cocok sebagai sumber data dalam penelitian yang sedang diamati.
2.4  Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Teknik Penyusunan kuesioner adalah berdasarkan pada hasil observasi dari sejumlah mahasiswa yang sering berkunjung ke Angkringan Mas Agil. Operasionalisasi Variabel diperlukan untuk menenttukan jenis indikator dari beberapa variabel yang terkait dalam penelitian. Hal ini akan menyebabkan pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara sesuai dengan penelitian mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Berikut adalah variabel yang terkait dalam penelitian ini:
Tabel 2.2
Kisi-kisi Insturmen Penelitian
Skala pengukuruan ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya alat ukur yang nantinya akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran untuk variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan empat alternative jawaban. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberi skor sebagai berikut;
1.      SS (Sangat Setuju)                    = 5
2.      S (Setuju)                                 = 4
3.      TS (Tidak Setuju)                     = 2
4.      STS (Sangat Tidak Setuju)       = 1
2.5  Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam sebuah proses penelitian. Metode pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut;
1.      Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dengan merasakan serta berada dalam aktivitas yang sama dengan objek pengamatan. Observasi yang dilakukan oleh penulis dilakuakan secara langsung dengan mengamati pengunjung Angkringan Mas Agil dari Politeknik Negeri Bandung.
2.      Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada salah satu jawaban yang telah disediakan, atau bisa dengan menuliskan jawabannya. Penulis mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang paling utama yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.6  Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam melakukan penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas sangat diperlukan guna mengetahui bahwa data yang didapatkan terpercaya dan layak untuk dijadikan penelitian. Dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas ini peneliti menggunakan software SPSS.
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kecermatan dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau sejauh mana indikator sebagai alat ukur mengukur apa yang akan diukur. Pengujian ini dilakukan dengan cara menyebar 30 kuesioner pertama sebagai uji coba untuk kemudian akan ditemukan data yang tidak valid untuk dijadikan sebagai pertanyaan dalam kuesioner. Data dinyatakan valid jika memperoleh hasil uji validitas > 0,3.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel untuk mengetahui data tersebut layak atau tidak layak. Untuk penelitian yang sudah biasa dilakukan minimal uji reliabilitasnya adalah 0,7 sedangkan untuk penelitian yang baru diberi batas minimal 0,6.

2.7  Metode Analisis Data
2.7.1          Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai rata-rata dari sertiap indikator pada variabel penelitian untuk memberikan gambaran mengenai indikator apa saja yang membangun konsep model penelitian secara keseluruhan.
Hal yang perlu disajikan dalam analisis deskriptif adalah karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, dan jurusan responden yang berkuliah di Politeknik Negeri Bandung. Dalam melakukan analisis deskriptif, peneliti menggunakan mean untuk mengetahui nilai rata-rata yang terukur dari data yang telah diperoleh. Untuk menentukan hal tersebut, digunakan rumus sebagai berikut;
      RS = (m-n)/b
Keterangan:
RS       = Rentang Skala
m         = nilai tertinggi yang mungkin
n          = nilai terendah yang mungkin
b          = jumlah kelas
Penelitian ini menggunakan 4 poin pengukuran jawaban (5=sangat setuju sampai dengan 1=sangat tidak setuju), maka rentang skalanya adalah:
RS = (5-1)/4
RS = 1,00
Untuk memperjelas, disajikan tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Interval Rata-Rata
Skala
Kriteria Penilaian
1,00 ≤ x ≤ 2,00
Sangat Rendah
2,00 < x ≤ 3,00
Rendah
3,00 < x ≤ 4,00
Tinggi
4,00 < x ≤ 5,00
Sangat Tinggi

2.7.2        Analisis Regresi Sederhana
Variabel penelitian ini terdiri dari satu variable independen (X) dan juga satu variabel dependen (Y). Oleh karena itu, Untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dan menguji hipotesis dalam penelitian ini secara sistematis, maka alat analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan software SPSS.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan formulasi sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
Keterangan:
Ŷ = Variabel Dependen
X = Variabel Independen
a  = Konstanta (nilai Ŷ apabila X = 0)
b  = Koefisien Regresi



3.      Hasil Penelitian
3.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 3.1
Nilai korelasi atau R pada tabel Model Summary menunjukkan angka 0, 765 yang berarti bahwa ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent dengan nilai sebesar 76,5%. Dengan demikian hubungan antara kedua variabel berada pada katagori kuat.
Kemudian pada nilai R Square menunjukkan angka 0,585 yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh sebesar 58,5% terhadap kepuasan pelanggan Angkringan Mas Agil. Sisanya sebanyak 41,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 3.2
Berdasarkan pada hasil uji ANOVA di atas, ditampilkan hasil yang diperoleh adalah nilai F=56,298 dengan tingkat probabilitas sig. 0,000. Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kepuasan pelanggan.
                Tabel 3.3
Tabel di atas digunakan untuk menentukan pengujian hipotesis, peneliti menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut :
·         Ho diterima apabila t hitung < t table. Artinya bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
·         Ho ditolak apabila t hitung > t table. Artinya bahwa kualitas pelayanan berpengaruh dengan loyalitas pelanggan
Perhitungan uji hipotesis t hitung :
Dalam table diatas dapat diketahui bahwa t hitung bernilai 7.503, sedangkan untuk mencari t tabel
Signifikansi = 0,05, dengan df:
Df = n-k-1
Dimana :         
   n = jumlah sampel
              k = jumlah variabel X
  Df = 42-1-1    = 40
Maka hasil 0,05 dengan df 40 didapatkan nilai t tabel adalah 55,758

Berdasarkan tabel output coefisiens di atas diperoleh t hitung sebesar 7,502 sedangkan nilai t tabel sebesar 55,758. Maka dapat diketahui t hitung (7, 502) > t tabel (55,758) menunjukkan bahwa H0 ditolak kesimpulannya yaitu kualitas pelayanan (X) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y).  Hal ini juga diperjelas dengan hasil nilai korelasi dan pengaruh yang terdapat pada tabel Model Summary dimana korelasi (R) antara X dengan Y sebesar 76,5 % dan pengaruhnya (Rsquare) sebesar 58,5 %.
Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan, kondisi kualitas pelayanan pada Angkringan Mas Agil saat ini memiliki rata-rata sebesar 3,41 termasuk dalam interval 3,00 < x < 4,00 yang berarti tinggi. Sehingga kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil dinyatakan baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingginya kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil disebabkan oleh lingkungan yang bersih, rapi dan memadai. Selain itu pelayan di Angkringan Mas Agil memberikan kemudahan dalam pelayanan serta memahami apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Pelayan di  Angkringan Mas Agil pun memiliki keandalan dalam memberikan pelayanan yang tepat dan cepat kepada pelanggan serta respon yang cepat ketika pelanggan membutuhkan.
Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan rata-rata kepuasan pelanggan yang diperoleh adalah sebesar 3,74 dari interval 3,00 < x < 4,00 yang menunjukkan bahwa kepuasan yang diperoleh di Angkringan Mas Agil ini tinggi. Hal tersebut disebabkan karena di Angkringan Mas Agil memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggannya sehingga pelanggan pun merasa puas.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan R Square sebesar 0, 585 (59%) yang berarti kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil memengaruhi kepuasan pelanggan dari mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Sedangkan sisanya sebesar 41% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil sebesar 59% menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil baik.
4.      Penutup
4.1  Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengolahan data pada penelitian ini mengenai pengaruh Kualitas Pelayanan Angkringan Mas Agil terhadap Kepuasan Pelanggan dari Mahasiswa Polban, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut;
·         Kesimpulan awal berdasarakan karakteristik responden, menyatakan bahwa kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil memengaruhui kepuasan pelanggan sebesar 59%. Dengan demikian masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhi kepuasan pelanggan di Angkringan Mas Agil sebesar 41%, diantaranya kenyamanan berada di sekitar Angkringan Mas Agil, harga jual yang terjangkau bagi mahasiswa, pelayanan yang cepat serta tepat yag diberikan oleh para pelayan di Angkringan Mas Agil dan kepuasan atas fasilitas yang diperoleh di Angkringan Mas Agil.
·         Variabel kualitas layanan terdiri dari 4 (tiga) indikator, yaitu bukti fisik, empati, keandalan, daya tanggap  berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang paling berpengaruh adalah bukti fisik yang dimiliki oleh para pelayan di Angkringan Mas Agil.
·         Variabel kepuasan pelanggan terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu kepuasan menyeluruh dan kesesuaian harapan yang memperoleh rata-rata sebesae 3.74.

4.2  Saran
Ada beberapa saran yang ingin disampaikan penulis pada kesempatan ini sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu;
·         Bagi usaha kecil menengah
Dari penelitian dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh kualitas pelayan yang diberikan. Maka akan sangat bijak jika setiap UKM meningkatkan kualitas pelayan kepada pelanggan sehingga pelanggan pun akan merasa puas dan kembali melakukan kunjungan ulang pada usaha yang dibangun.

·         Bagi pemerintah
Dengan semakin bertambah banyaknya usaha kecil menengah (UKM) di Bandung, sebaiknya pemerintah lebih memerhatikan lagi jenis usaha ini karena meskipun usaha kecil akan tetapi bisa memperoleh penghasilan yang cukup baik. Diharapkan dengan kebijakan-kebijakan yang jelas di bidang UKM ini bisa membantu para pengusaha kecil untuk bersaing lebih besar dalam dunia bisnis.
·         Bagi pelanggan
Memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun bagi para pengusaha kecil agar bisa meningkatkan usaha mereka.
Referensi
Aryani, Dwi dan Febrina Rosinta. Agustus 2010. Pengaruh Kualitas Layanan
      terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan.
       September 2015.

Sigit, Dimas Reza. September 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
       Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Lapangan Futsal Studi Kasus
       Pada IFI Futsal Bandung. https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/
       65298/pengaruh-kualitas-pelayanan-terhadap-kepuasan-pelanggan-
        pengguna-jasa lapangan-futsal. September 2015

Normasari Srikandi, Selvy dan Kumadji Andriani.  2 Desember 2013. Pengaruh
         Kualitas Pelayanan Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan dan
         Loyalitas Pelangga Hotel Pelangi. administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/
         September 2015.



Pengaruh CSR dalam Meningkatkan Image Perusahaan

Pengaruh CSR dalam Meningkatkan Image Perusahaan
Oleh:
Jayanti Kusumaputri Muchlis 135211048
Shela Novianti Gumilang        135211056
Rica May Wella Togatorop     135211054
Mahasiswa Program Studi D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung

Abstract
Corporate Social Responsibility (CSR) is a corporate social responsibility towards business-oriented on the profit earned by the company’s environment. Social responsibility is addressed to all human components involved in a business company, such as: government, social institutions, shareholders, employees, and consumers. CSR is an act of caring is done by a company that is based on profit, community, and environment. Each company needs to understand the full meaning of company responsibility, or better known as CSR (Corporate Social Responsibility). The important things for the company to attention are business ethic, community investment, environment, governance and accountability, human rights, marketplace, vision, mission and values, workplace.
This research uses study of literature from some books and some opinion from experts. Purpose of this research is to inform all cavities of the company to build corporate social responsibility to create law’s protection and as a duty from company’s emerged. The implementation of CSR must be run in a sustainable manner. One form of corporate social responsibility is to do activities that can improve the welfare of the community and improve the environment, providing scholarships for children, the provision of funds for the maintenance of public facilities, as well as donations to community facilities in villages that are social and useful for many people. Doing CSR in company's CSR program, it will improve the image of the company.
Keywords: CSR (Corporate Social Responsibility), Organization, Company.


PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak organisasi yang berkembang, mulai dari organisasi pemerintahan hingga organisasi bisnis. Organisasi-organisasi  tersebut memiliki peran dan tujuannya masing-masing sesuai dengan bidang yang dijalani.
Organisasi bisnis berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi terhadap lingkungan sekitar. Selain bertujuan mencari keuntungan, organisasi bisnis juga bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga keberlangsungan suatu organisasi bisnis ditentukan dari respon positif masyarakat.
Respon positif yang diberikan oleh masyarakat dapat berupa kesediaan masyarakat untuk membeli produk dan menggunakan jasa dari suatu organisasi bisnis. Oleh sebab itu organisasi bisnis memiliki tanggung jawab sosial. Tanggung jawab perusahaan tersebut disebut sebagai Corporate Sosial Responsibility (CSR).
            CSR merupakan suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut  sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat atau  lingkungan sekitar perusaan tersebut. CSR juga didasarkan pada komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar perusahaan seperti intgritas, keadilan, dan rasa hormat antar sesama pekerja dan hubungan dengan masyarakat dan lingkungan.
            Secara umum, CSR mencakup semua tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat. Tanggung jawab perusahaan tersebut yaitu tanggung jawab terhadap lingkungan, karyawan, pelanggan, dan masyarakat khususnya yang berada dekat dengan perusahaan didirikan.
            Salah satu bentuk dari tanggung jawab perusahaan yaitu melakukan kegiatan yang bersifat kegiatan sosial dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki lingkungan, mengantisipasi dan menjaga agar lingkungan tetap bersih dan aman akibat polusi yang dihasilkan oleh perusahaan,  pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, serta sumbangan untuk fasilitas masyarakat di desa yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak.
Semua program CSR tersebut merupakan program berjangka panjang dan termasuk bagian dari upaya pengembangan perusahaan secara berkelanjutan. Program ini bermanfaat untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan penjualan atau layanan jasa, memelihara kualitas kerja, , dapat menangani resiko secara lebih efektif dan efisien, mengurangi biaya jangka panjang serta dapat meningkatkan image perusahaan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu melakukan program CSR.

Pengertian Tanggung Jawab Sosial
            Tanggung jawab sosial dapat diartikan sebagai wujud pelaksanaan etika dalam organisasi. Pelaku bisnis memandang dari dua sisi yang berbeda mengenai tanggung jawab sosial. Pandangan pertama yaitu melihat bahwa organisasi harus melaksanakan tanggung jawab sosial karena organisasi merupakan bagian dari masyarakat, sehingga memiliki kewajiiban untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Hal ini disebut dengan pandangan sosial. Dengan dilaksanakannya tanggung jawab sosial diharapkan dapat meningkatkan image bisnis tersebut dimata masyarakat. Sedangkan pandangan yang kedua yaitu pandangan klasik yang berpendapat bahwa organisasi dalam suatu bisnis tidak perlu menjalankan tanggung jawab sosial karena akan menimbulkan konflik antara tujuan ekonomi dengan tujuan sosial, karena pandangan kedua ini hanya berpusat terhadap laba yang diperoleh oleh organisasi.
            Ada 4 strategi dari pelaksanaan tanggung jawab sosial oleh organisasi, yaitu:
  1. Obstruction strategy, dimana organisasi berusaha menghindari atau meminimalkan keterlibatan dalam tanggung jawab sosial dan memprioritaskan kepentingan ekonomi.
  2. Defensive strategy, dimana organisasi melakukan tanggung jawab sosial sebatas yang disyaratkan dalam peraturan atau undang-undang yang berlaku agar mereka dapat mempertahankan organisasi.
  3. Accomodative strategy, dimana organisasi melakukan tanggung jawab sosial sebatas etika minimum yang dapat diterima oleh masyarakat, dan memenuhi tujuan ekonomi, hukum, dan kriteria etika.
  4. Proactive strategy, dimana organisasi memenuhi semua ketentuan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial sebagai tindakan proaktif agar tidak akan terjadi dampak sosial yang buruk terhadap organisasi
Organisasi
`Kata Organisasi merupakan kata serapan dari kata bahasa Inggris, yaitu “Organization”, dan didefinisikan yang artinya mengatur atau kumpulan sesuatu yang diatur bekerja sama. Pengertian organisasi sendiri adalah kumpulan manusia dan sarana pendukung yang diikat pada suatu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi perlu memiliki manusia yang mengatur organisasi tersebut, dimana yang sering kita sebut sebagai Manajer. Manajer merupakan “ Manusia yang melakukan atau melaksanakan semua fungsi manajemen yang diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
            Beberapa prinsip organisasi yang baik antara lain:
  1. Visi dan Misi. Suatu organisasi hendaknya mempunyai visi dan misi yang dimengerti oleh semua pegawai organisasi/perusahaan.
  2. Tujuan. Suatu organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan dapat dimengerti oleh seluruh komponen perusahan.
  3. Sakala Hierarki.
  4. Kesatuan Perintah dan wewenang. Perintah disini dimaksud terdiri dari satu orang agar tidak menimbulkan kebingungan dalam melaksanakan perintah.
  5. Pertanggungjawaban. Seorang karyawan akan memberikan pertanggungjawaban atas pekerjaan yang telah dilakukan  kepada pemimpinnya.
  6. Pembagian Kerja. Pekerjaan diberikan sesuai dengan bagian-bagian/divisi-divisi fungsi yang ada di dalam perusahaan tersebut.
  7. Keseimbangan. Pekerjaan dibagi secara adil kepada setiap karyawan pada masing-masing divisi.
  8. Fleksibilitas. Setiap sumber daya manusia yang ada sewaktu-waktu dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.
  9. Rentang Kendali. Jumlah bawahan yang dikendalikan ditentukan pada kemampuan dan motivasi yang dimiliki oleh pimpinan dan kualitas bawahan. Kemampuan ini ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman.
  10. Kepemimipinan dan Keputusan. Gaya kepemimpinan yang dianut dalam sebuah perusahaan desentralisasi/sentralisasi dalam mengambil keputusan. Sebaiknya pengambilan keputusan diserahkan kepada pucuk pimpinan sesuai dengan unit masing-masing.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap bisnis yang berorientasi atas laba yang diperoleh  oleh perusahaan tersebut. Tanggung jawab sosial ini ditujukan kepada seluruh komponen manusia yang terlibat dalam perusahaan di suatu bisnis, seperti: pemerintah, lembaga-lembaga sosial, pemegang saham, karyawan, serta konsumen.
Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) menurut para ahli :
  1. “CSR means that a corporation should be held accountable for any of its actions that a corporation should be held accountable for any of its actions that affect people, their communities, and their environment.” (Lawrance, Weber and Post, 2005)
  2. “The commitment of business to minimize its negative impacts and maximize its positive cintributions to all stakehholders in connection in economic, social and enviromental aspects to acheive sustainable development.” (Indonesi Business Links, 2001)
  3. Business for Social Responsibility/BSR (2002) mendefinisikan CSR sebagai: “business practices that strengthen accountability, respecting ethical values in the interest of all stakeholders”. BSR juga menyatakan bahwa pelaku bisnis yang bertanggung jawab menghormati dan memelihara lingkungan hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan masyarakat dan melakukan investasi di dalam masyarakat di mana perusahaan beroperasi. Isu-isu CSR yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan menurut BSR mencakup: business ethic, communitu investment, environment, governance and accountability, human rights, marketplace, vision, mission and values, workplace.
  4. Rumusan CSR dari The Globe Scan. Berdasarkan survey terhadap para konsumen dan masyarakat di berbagai Negara, The Globe Scan mengklasifikasikan CSR yang dilakukan perusahaan ke dalam dua kategori: (1) Operational responsibilities, yaitu berbagai standar yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan. Operational responsibilities mencakup berbagai hal sebagai berikut: protecting health and safety of workers, not engaging in bribery or corruption, not using child labour, protecting the environment, making profit and paying taxes, treating employees fairly, providing quality products at low price, providing secure jobs, applying universal standards across the world. (2) Citizenship responsibilities, yaitu bebagai tindakan yang tidak harus dilakukaan perusahaan dalam kegiatan mereka tetapi memungkinkan perusahaan untuk melakukan diferensiasi dari pesaing. Citizenship responsibilities mancakup berbagai hal sebagai berikut: responding to public concerns and viewpoints, reducing human rights abuses, increase economic stability, reducing the gap between the rich and poor, supporting charities and communities, solving social problems, supporting charities and communities, solving social problems, supporting progressive government policies.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis (Corporate Social Responsibility)
Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan bisnis tidak bisa lepas dari masyarakat lingkungan tempat kita bekerja. Oleh karena itu, tanggung jawab organisasi/perusahaan harus diperhatikan dalam lingkungan sekitarnya. Kegiatan Social Responsibility yang harus diperhatikann adalah:
  1. Tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Tanggung jawab disini mengenai akibat yang dimunculkan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Seperti zat-zat yang berbahaya yang dapat merusak lingkungan sekitar dan merugikan orang yang terkena polusi baik melalui air, tanah, dan udara yang kita hirup.
  1. Tanggung jawab terhadap konsumen.
Dalam hal ini perusahaan/organisasi bertanggung jawab atas kegiatan bisnis yang dilakukan dengan melihat hak-hak konsumen untuk menghindari adanya komplain dari konsumen karena perbuatan produsen yang tidak baik terhadap konsumen. Hak-hak konsumen di antaranya: hak untuk mendapat keamanan, hak atas informasi yang diberikan, hak untuk memilih, dan hak untuk didengar.
  1. Tanggung jawab terhadap karyawan.
Tanggung jawab terhadap karyawan ini merupakan hal yang sudah mulai dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya, yaitu dengan pemilihan karyawan dengan teliti, pelatihan terhadap karyawan, peraturan yang dijalankan dalam sebuah perusahaan, memberikan gaji secara adil dan tidak adanya diskriminasi.
.
Dampak CSR bagi Perusahaan
CSR adalah suatu tindak kepedulian yang dilakukan oleh perusahaan yang didasari pada tiga prinsip dasar  yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yakni: Profit (keuntungan), People (Masyarakat), Planet (Lingkungan) (Wibisono: 2007).
Dewasa ini masyarakat lebih selektif memilih produk yang sudah dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Biasanya masyarakat cenderung memilih produk dari perusahaan yang peduli akan lingkungan atau yang melakukan CSR. Oleh karena hal tersebut perusahaan banyak mendapatkan manfaat dengan adanya pelaksanaan Corporate Social Responbility, seperti produk yang semakin diminati oleh masyarakat dan perusahaan diminati investor. Pada dasarnya CSR ini bisa dijadikan sebagai alat marketing oleh perusahaan jika pelaksanaannya berkelanjutan.
Dalam melakukan CSR perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya yang menyebabkan perusahaan mengurangi pendapatan yang akhirnya akan berpengaruh pada jumlah profit yang diperoleh. Namun, dengan melaksanakan CSR ini perusahaan akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari konsumen. Dengan begitu penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin membaik yang pada akhirnya pelaksanaan CSR dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Tanggung jawab sosial atau CSR adalah salah satu hal yang memiliki peranan penting pada kelangsungan hidup suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan mengabaikan CSR maka dapat mengganggu kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Bahkan perusahaan bisa saja mendapat tuntutan dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan khusunya masyarakat.
Setelah perusahaan melaksanakan CSR ini biasanya akan ada dampak yang signifikan bagi perusahaan pada kinerja perusahaan dan finansial dimana kondisi keuangan akan mengalami perubahan yang tercermin dalam laporan keuangan yang mengalami pertumbuhan.
Dapat disimpulkan dampak CSR bagi perusahaan antara lain adalah sebagai berikut;
1.      Meningkatkan citra perusahaan
Dalam pelaksanaan CSR konsumen bisa lebih mengenal perusahaan yang bersangkutan yang selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
2.      Memperkuat “Brand” Perusahaan
Kegiatan ini dilakukan dengan untuk menimbulkan kesadaran dalam diri masyarakat akan suatu produk yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan misalnya dengan membagikan produk tersebut secara gratis sehingga posisi brand perusahaan bisa lebih meningkat.
3.      Mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan
Dalam pelaksanaan CSR perusahaan memerlukan bantuan dari pemerintah daerah, masyarakat maupun perguruan tinggi. Oleh karena hal tersebut perusahaan perlu membangun relasi yang baik dengan instansi-instansi tersebut.
4.      Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran atau Meningkatkan Pengaruh Perusahaan
Untuk melaksanakan CSR perusahaan perlu berkreatifitas yang pada akhirnya bisa meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis yang mendunia.
5.      Membedakan perusahaan dengan pesaingnya
Dalam hal ini perusahaan mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan keungulannya sehingga dapat membedakannya dengan perusahaan lain.
6.      Membuka akses untuk inovasi dan pembiayaan bagi perusahaan
Para investor kini paham betul bahwa sangat penting berinvestasi dengan perusahaan yang sudah melaksanakan CSR. Perusahaan perbankan juga lebih memilih atau memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang sudah melakukan CSR.
7.      Meningkatkan harga saham
Dengan melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utama yang dijalani dan rutin dalam pelaksanaannya maka masyarakat atau pemerintah akan semakin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham perusahaan pun akan meningkat.

Implementasi
Setiap perusahaan perlu memahami secara utuh arti dari tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility), sehingga pelaksanaan CSR dapat berjalan secara berkelanjutan. Saat ini banyak terjadi perubahan-perubahan dalam implementasi CSR tidak terkecuali di Indonesia, sehingga perlu adanya upaya dan strategi agar implementasi CSR dapat berjalan sesuai dengan ide dan konsep dasarnya. Strategi tersebut meliputi empat agenda utama yaitu:
1.      Pedoman (Guidelines) dan Tata Etika (Codes of Conduct)
Pedoman CSR sangat penting dan diperlukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan strategi CSR. World Business Council for Sustainable Development merupakan salah satu institusi dengan pedoman CSR yang baik dan efektif yang telah diakui oleh beberapa institusi global. Tetapi yang dijadikakan sebagai acuan utama adalah UN Global Compact yang di resmikan oleh Kofi Anan sebagai mantan Sekjen PBB. Isi dari UN Global Compact yaitu:
-     Hak Azasi Manusia
1.      Mendukung dan menghormati perlindungan HAM
2.      Menghindari keterlibatan di dalam pelanggaran HAM
-     Aturan Perburuhan
3.      Mempertahankan kebebasan berserikat dan perjanjian kolektif
4.      Penghapusan kerja paksa
5.      Penghapusan kerja oleh kanak-kanak
6.      Peniadaan diskriminasi dalam penempatan tenaga kerja dan penugasan
-     Lingkungan
7.      Mendukung kehati-hatian dalam penanganan lingkungan
8.      Penyebarluasan tanggung jawab lingkungan
9.      Mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan
-     Anti Korupsi
10.  Secara aktif melawan segala bentuk korupsi, termasuk pemerasan dan penyuapan. (Kartini,2009:48)
UN Global Compact dijadikan sebagai suatu pedoman di beberapa negara dan telah disesuaikan dengan kebijakan di negaranya masing-masing untuk diterapkan pada perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai tata etika atau ‘codes of conduct’. Tata etika tersebut mengatur etika perusahaan dalam melakukan kegiatannya seperti produsi, behubungan antar sesama pekerja atau perusahaan lain, etika proses bisnis, etika ngehadapi pesaing, cara bertemu dan menghadapi pelanggan.
Dengan berpedoman kepada nilai UN Global Compact yang disesuaikan dengan persepsi serta kebijakan perusahaan, maka tata etika ini menjadi alat bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis dan memperkuat pedoman CSR-nya.
2.      Sistem dan Kebijakan Manajemen Koporat
CSR merupakan bagian dari sistem manajemen suatu perusahaan. Korporat yang sadar akan pentingnya CSR dan melihat dampak yang dihasilkan dari CSR dengan jelas, akan menjadikan CSR sebagai strategi perusahaan yang akan profitable secara berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang lama. Korporasi seperti ini akan menempatkan nilai-nilai CSR pada skema visi dan nilai perusahaan.
Sedangkan jika perusahaan hanya ikut-ikutan atau melihat CSR sebagai bagian dari fungsional korporat  yang disejajarkan dengan fungsi manajemen yang lainnya dan secara visi serta nilai tidak ada hubungannya dengan CSR value maka perusahaan itu hanya berbuat sesuatu yang bersifat temporer saja karena program-program CSR bersifat parsial dan tidak berjangka panjang.
3.      Komitmen dan Kemitraan diantara Stakeholder
Dalam pelaksanaan CSR, Stakeholder merupakan bagian yang paling strategis. Perusahaan yang mampu bekerjasama dengan stakeholder sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan maka akan menciptakan sistem kerja CSR yang efektif dan menguntungkan bagi setiap pihak. Pengidentifikasian stakeholder sangat penting, jika hasil identifikasi sudah valid dengan strategi perusahaan tentang CSR maka akan muncul program kerja.
Dari program kerja akan muncul kemitraan dan partner kerja yang untuk melaksanakan  program CSR agar berjalan efektif dan efisien.
Dalam melaksanakan program CSR, perusahaan membutuhkan pemerintah, masyarakat (civil society) agar program tidak berjalan masing-masing. Untuk itu lah diperlukan “Tri-Sector Partnerships”

 








Ketiga unsur ini harus bekerjasama sehingga strategi kolaborasi kemitraan ini akan menghasilkan program CSR yang berfungsi untuk semua pihak.
Peran Pemerintah :
-          Mewakili kepentingan pemilik saham
-          Negosiasi dan membuat komitmen atau kerjasama internasional
-          Menyediakan kerangka kerja legal atau regulasi yang mengatur semua sector serta menyiapkan kebijakan-kebijakan nasional
-          Mengawasi kinerja negara dan mengambil tindakan untuk mencapai keteraturan
Peran Perusahaan:
-          Mewakili kepentingan pemilik saham
-          Mencari keuntungan ekonomi pasar
-          Bertindak mandiri dalam mengoperasikan perusahaan dengan menerapkan kode etik yang berlaku
Peran Civil Society:
-          Mewakili pemangku kepentingan diantara sesama masyarakat yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan kelompok
-          Mengutamakan nilai-nilai yang berhubungan dengan lingkungan,sosial, HAM dan pembangunan
-          Mengawasi pemerintah dan perusahaan dalam bertindak
4.      Indikator Kinerja Kkunci dalam Implementasi CSR
Agar strategi CSR dapat berjalan dengan lancar, diperlukan indicator kinerja kunci dalam implementasi CSR. Indikator yang paling efektif adalah bersifat kualitatif. Ada delapan indicator yang sebaiknya digunakan, yaitu:
1.      Leadership (Kepemimpinan)
Program CSR dapat dikatakan sukses jika mendapatkan dukungan dari top management.
2.      Proporsi Bantuan
CSR dirancang buka semata-semata pada kisaran anggaran, melainkan pada tingkatan pelaksanaan maksimal. Dalam pembutan program CSR tidak diukur dari besarnya anggaran.
3.      Transparansi dan Akuntabilitas
Pelakasanaan program CSR perlu keterbukaan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan nya harus membuat laporan tahunan, dan mekanisme audit sosia adan finansial.
4.      Cakupan Wilayah
5.      Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan program CSR perlu melibatkan multi-stakeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek, perlu memerhatikan aspek-aspek lokalitas
6.      Pelibatan Stakeholder
Perlu adanya mekanisme koordinasi antara stakeholder dan masyarakat,perlu adanya mekanisme untuk menjamin partisipasi masyarakat untuk mengikuti Program CSR
7.      Keberlangsungan
Dengan berjalannya program CSR maka akan muncul rasa memiliki, dan masyarakat dapat mengambil andil dalam proyek ini
8.      Hasil nyata
Berkurangnya angka kematian dan kesakitan,memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis, terjadi perubahan pola piker masyarakat.

5.        Pelaporan CSR
   Implementasi CSR memerlukan pelaporan untuk menginformasikan serta dijadikan sebagai alat komunikasi atas berntuk pertanggung jawaban kepada stakeholder. Pelaporan hasil program CSR ini sangat strategis untuk meningkatkan image perusahaan secara nyata. Dalam pembuatan laporan program CSR ini berisikan perencanaan program CSR dan anggaran yang dibutuhkan serta dampak-dampak positif yang dihasilkan dari hasil kegiatan CSR. Laporan ini akan disampaikan kepada pemangku kepentingan.
Laporan program CSR ini bisa berupa pemmberitahuan di portal perusahaan, laporan kinerja tahunan, bisa juga diumumkan dalam forum-forum seperti seminar, konferensi, rapat. Dengan kata lain dapat pelaporan CSR dapat berperan besar untuk memublikasikan kegiatan CSR  kepada stakeholder sebagai peningkatan imange perusahaan
Dalam pembuatan laporan program CSR membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Ini mengakibatkan laporan CSR terlihat komprehensif, oleh karena itu banyak perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan CSR dimuat dalam puluhan lembar, dan laporan tersebut sangat detail karena hal ini menyangkut penonjolan image perusahaan.


Hubungan antara Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility
Organisasi bisnis berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Selain bertujuan mencari keuntungan, organisasi bisnis juga bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga keberlangsungan suatu organisasi bisnis ditentukan dari respon positif masyarakat.
            Menurut chrysanti Hasibuan-Sedyono (Vice Chair Board of Management Indonesia Business Links) Etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit usah. Sementara CSR merupakan manifestasinya. Etika bisnis berbicara mengenai nilai. Apakah sebuah perusahaan menganut nilai yang baik atau yang buruk. Kalau memang memegang nilai yang baik dalam berbisnis maka perusahaan tersebut pasti akan menjalankan CSR yang memang bertanggung jawab.
            Pelaksanaan CSR sudah diatur dalam Undang-undang Perseroan tahun 2007 yaitu, Menjadikan CSR sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
            Banyak perusahaan mendefinisikan program CSR secara beragam. Sebenarnya esensi CSR bermakna bahwa perusahaan harus bertanggung jawab kepada stakeholder (pemangku kepentingan) bukan Shareholder (pemegang saham).
            Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial  perusahaan yaitu melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, serta sumbangan untuk fasilitas masyarakat di desa yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak.
            Dengan perusahaan melakkukan program CSR maka akan meningkatkan image perusahaan.

Kesimpulan

          Suatu perusahaan dalam menjalankan bisnis perlu memerhatikan orang-orang yang yang secara tidak langsung berhubungan dengan bisnis tersebut, yaitu masyarakat dan lingkungan luar perusahaan sekitarnya. Karena penerapan CSR merupakan sebuah program yang menceriminkan atau menampilkan bentuk rasa terima kasih perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Tanggung jawab sosial atau lebih kenal dengan Corporate Social Responbility merupakan suatu kegiatan positif yang dilakukan oleh suatu perusahaan bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar.
            CSR merupakan pelaksanaan yang bersifat wajib, bahkan kini sudah banyak perusahaan yang secara sukarela untuk melaksanakan program CSR ini.
            Dampak dari CSR sendiri sangat berpengaruh terhadap perusahaan meskipun memiliki jenis usaha bisnis yang sama. Hal ini disebabkan oleh setiap perusahaan memiliki ciri yang berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.



REFERENSI
Hartman, Laura P dan Joe Desjardins.2011. Etika Bisnis. Jakarta: Erlangga

Kartini, Dwi.2009. Corporate Sosial Responsibility. Bandung:PT  RefikaAditama
Alma, B. (2013). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.
SP, S. W. (2007). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siswandi. (Jakarta). Aplikasi Manajemen Perusahaan. 2011: Mitra Wacana Media.
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung Barat: Akbar Limas Perkasa.













- Copyright © Nuhun Polban! - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -