ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DI ANGKRINGAN MAS AGIL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DARI MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ANALISIS PENGARUH KUALITAS
PELAYANAN DI ANGKRINGAN MAS AGIL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DARI MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Oleh: Shela Novianti Gumilang
NIM: 135211056
Program Studi Diploma III
Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung
Abstract
This study aimed to identify how the quality of service in Angkringan Mas Agil and its influence on customer satisfaction. Quality of care is the effort made by the manufacturer to meet the wishes and needs of consumers so and keep up with customer expectations so that customers will be satisfied. While customer satisfaction is the response given by the customer to the results already obtained by producers who mangacu on a positive outcome that will lead to repeat purchases made by consumers. This study used 42 samples of all students Bandung State Polytechnic. The method used is descriptive quantitative method, the data is presented with figures on calculations using SPSS application assistance and presented in tabular form translated into a sentence in order to facilitate the reader to read it.
Keyword : Quality of service, customer
satisfaction, research, manufacturers and consumers.
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana kualitas pelayanan di Angkringan
Mas Agil dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan
merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak produsen guna memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen sehingga dan mengimbanginya dengan harapan pelanggan
sehingga pelanggan akan merasa puas. Sedangkan kepuasan pelanggan merupakan
respon yang diberikan oleh pelanggan terhadap hasil yang sudah diperoleh oleh
produsen yang mangacu pada hasil yang positif sehingga akan menimbulkan
pembelian yang berulang yang dilakukan oleh konsumen. Penelitian ini
menggunakan 42 sampel dari seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu data disajikan
dengan angka-angka hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS
dan disajikan pula dalam bentuk tabel yang diterjemahkan ke dalam kalimat guna
mempermudah pembaca untuk membacanya.
Keyword : Kualitas pelayanan, kepuasan
pelanggan, penelitian, produsen dan konsumen
1. Pendahuluan
Dalam era globalisasi sekarang ini
persaingan bisnis mengalami peningkatan yang sangat signifikan, baik mereka
yang berwirausaha ataupun bisnis-bisnis dalam perusahaan tertentu. Dalam
memenangkan persaiangan, para wirausaha atupun pengusaha bisnis lainnya harus
memutar otak dalam menjalakan bisnisnya, baik dengan berinovasi dengan
produk-produk baru dengan kualiatas yang lebih tinggi dan mutu yang terjamin
ataupun dengan meningkatkan kepuasan pelanggan yang lebih baik lagi daripada
pesaingnya. Jika ada produk yang dihasilkan bermutu jelek tetapi harganya
terlampau mahal, konsumen akan merasa tidak puas.
Pada dasarnya saat membuka usaha atau
menjalankan bisnis, berarti sedang melayani orang lain. Seorang pebisnis sedang
berusaha memenuhi salah satu atau beberapa kebutuhan pelanggan dan
mengaharapkan usaha tersebut dapat direspon positif oleh pelanggan. Sedangkan
pelanggan mengharapkan mendapat pelayanan yang baik dan menyenangkan serta
dilayani dengan hormat oleh pebisnis atau produsen. Untuk melakukan pelayanan
yang hebat tentu saja tidak akan terjadi begitu saja akan tetapi memerlukan
waktu serta tenaga yang harus diaplikasikan oleh setiap pebisnis kepada
konsumen yang mereka layani.
Setiap komunikasi ataupun interaksi yang
dilakukan oleh produsen kepada konsumen merupakan suatu bentuk dari layanan
pelanggan. Semua bentuk interaksi dengan pelanggan akan memikul tanggung jawab
terhadap presepsi dari konsumen mengenai bisnis yang dijalankan dan pelayanan
yang diberikan. Jadi pelayanan pelanggan merupakan tentang bagaimana memuaskan
pelanggan dan bisa malampaui harapan-harapan dari pelaggan tersebut. Hasil dari
pelayanan pelanggan sebenarnya cukup sederhana, yaitu jika produsen memberikan
pelayanan yang hebat maka pelanggan akan puas dan dapat dipastikan bahwa
pelanggan akan kembali lagi datang pada produsen tersebut.
Salah satu bentuk bisnis yang paling mengutamakan
kepuasan pelanggan adalah bisnis kuliner yang tentunya para pelayan akan
memberikan sajian terbaik dari restoran mereka dengan pelayanan berkualitas
tinggi demi kenyamanan dan kepuasan konsumen. Oleh karena hal tersebut dewasa
ini banyak sekali orang yang banting setir ke dunia bisnis khususnya bisnis
kuliner. Bisnis kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan di Indonesia, selain
karena penikmat rasa di Indonesia ini sangat banyak, bisnis kuliner juga
benar-benar memerhatikan kepuasan pelanggan.
Bisnis kuliner tentu saja akan menjadi
ladang bisnis yang menggiurkan dan hal tersebut dapat tercapai jika pelayanan
yang diberikan dari bisnis tersebut bisa memberikan kepuasan kepada
konsumennya, sehingga akan memengaruhi bisnisnya berkembang lebih pesat dari
pesaingnya. Sehingga untuk mencapai tujuan bisnisnya tersebut para pengusaha di
bidang kuliner ini berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada para konsumennya. Salah satu contoh pelayanan yang diberikan adalah
dengan memberikan diskon-diskon khusus, by
one get one, live music, menu
makanan spesial yang berbeda setiap harinya, menawarkan harga murah dengan
kualitas rasa tinggi, menyediakan paket makan hemat dan sebagainya.
Pelaku bisnis kuliner perlu menyadari
bahwa melakukan inovasi terhadap makanan yang mereka jual akan terus menarik
minat pelanggan. Pada dasarnya para pelaku bisnis kuliner ini akan menarik
kesimpulan bahwa berinteraksi dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang
memuaskan akan membawa kesuksesan pada bisnis kulinernya. “Hal sederhana yang
dilakukan adalah melalui customer-care dengan
selalu me-maintain komplen pelanggan sehingga ke depannya akan ada perbaikan
yang dapat dilakukan oleh manajemen” (Hendy Setiyono, 2014).
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakuakn sebelumnya oleh penulis, dapat diketahui bahwa Kota Bandung merupakan
salah satu kota yang meraih sukses tinggi pada bidang bisnis kuliner. Hampir
setiap tahunnya akan banyak ditemukan jenis kuliner baru yang dijajalkan di
Kota Kembang ini. Biasanya para pelaku bisnis kuliner di Bandung ini membuat
inovasi baru mengenai berbagai jenis makanan yang dijual seperti nasi goreng
yang berbahan dasar rempah-rempah, kue surabi dengan berbagai macam toping dan
rasa, bakso dengan ukuran yang tidak standar dan masih banyak lagi.
Ada banyak sekali jenis bisnis kuliner yang
bisa ditemui di Kota Bandung ini salah satunya adalah bisnis Angkringan.
Awalnya angkringan merupakan bisnis makanan khas Yogyakarta dan hanya ada di
Kota Istimewa saja, namun seiring berkembangnya kerajaan bisnis di Indonesia,
para pebisnis kuliner Angkringan ini pun mulai bermunculan di kota-kota besar
salah satunya di Kota Bandung. Pebisnis angkringan di Kota Bandung sendiri ada
di beberapa tempat yang merupakan pusat keramaian Kota Bandung, seperti di
Jalan Ir. Juanda, Kawasan Tamansari-ITB, Buah Batu dan di kawasan Jalan Surya
Sumantri.
Salah satu Angkringan yang terkenal di
Kota Bandung adalah Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil yang terdapat di Jalan
Surya Sumantri, lokasinya sangat starategis karena berdekatan dengan beberapa
Universitas yang berada di sekitarnya, yaitu Maranatha, Politeknik Negeri
Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia serta Politeknik Pos Indonesia
angkringan tersebut. Angkringan Mas Agil ini memang menjadi tempat favorit
untuk berkumpul, khususnya bagi mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang sering
berkunjung ke Angkringan Mas Agil, entah untuk sekedar berkumpul melepas
kepenatan kuliah ataupun mengerjakan tugas di sana.
Salah satu hal yang menjadikan
Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil bisa begitu terkenal di kalangan konsumen
khususnya mahasiswa yang sering berkunjung ke sana adalah selain karena menu
makan yang ditawarkan cukup menarik dan sesuai dengan dompet mahasiswa, para
pelayan di Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil pun terkenal dengan keramahannya.
Untuk hiburan pun biasanya Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil ini pun
menyediakan live music yang bisa
dinikmati di malam minggu, terlebih lagi pemilik dari Angkringan ini, yaitu Mas
Agil yang memang sering ada di lokasi dan terkadang berinteraksi langsung
dengan pelanggan secara ramah sehingga menciptakan kenyaman sendiri bagi
pelanggan.
Keunggulan dari Angkringan Nasi Kucing
78 Mas Agil sendiri adalah tempatnya yang strategis, menu makanan dan minuman
yang banyak dan harga cukup murah, tempat yang nyaman untuk berkumpul yang
merupakan salah satu layanan pelanggan yang baik yang tentunya bertujuan untuk
memuaskan setiap pelanggan yang datang ke angkringan tersebut. Oleh karena hal
demikian penulis tertarik untuk melakukan analis mengenai kepuasan pelanggan di
Angkringan Nasi Kucing 78 Mas Agil yang diberi judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Angkringan Mas Agil terhadap Kepuasan
Pelanggan dari Mahasiswa Polban.”
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif
yaitu penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif
terhadap fenomena tertentu. Setiap fenomena dijabarkan dalam beberapa komponen
masalah, yaitu variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan oleh
simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan katagori informasi yang
berkaitan dengan variabel tersebut. Selanjutnya akan diperoleh data, yaitu
contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan
menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan
eksplorasi lebih lanjut serte menemukan fakta dan menguji teori-teori yang
timbul.
Adapun tujuan penelitian ini untuk
menggambarkan bagaimana pengaruh kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil
terhadap kepuasan pelanggan dari Mahasiswa Polban.
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan
sekitar Politeknik Negeri Bandung. Sebelumnya sempat juga dilakukan survei di
lokasi Angkirngan Mas Agil yang terletak di sekitar Jalan Surya Sumantri,
Bandung. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November sampai dengan bulan Desember
2015.
2.2 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan
subjeknya adalah mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.
2.3 Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan unsur atau
elemen yang menjadi objek penelitian yang merupakan satuan analisis. Dengan
demikian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti baik itu
merupakan benda, manusia, peristiwa ataupun gejala yang akan terjadi. Populasi
yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik Negeri
Bandung.
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Secara garis besar sampel
merupakan sebagian populasi yang di ambil untuk diselidiki peneliti. Berdasarkan
hasil survei yang dilakukan di lokasi Angkringan Mas Agil mahasiswa Polban yang
sering berkunjung ke sana adalah dari Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Refrigasi
dan Tata Udara, dan Jurusan Administrasi Niaga. Berikut adalah tabel data dari
sampel yang diambil.
Teknik
pengambilan sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah incidential sampling yang merupakan
teknik non-probability sampling,
karena dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel yang secara kebetulan
ditemuinya dan dipandang cocok sebagai sumber data dalam penelitian yang sedang
diamati.
2.4 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner. Teknik Penyusunan kuesioner adalah berdasarkan pada hasil
observasi dari sejumlah mahasiswa yang sering berkunjung ke Angkringan Mas
Agil. Operasionalisasi Variabel diperlukan untuk menenttukan jenis indikator
dari beberapa variabel yang terkait dalam penelitian. Hal ini akan menyebabkan
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara sesuai
dengan penelitian mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan. Berikut adalah variabel yang terkait dalam penelitian ini:
Tabel
2.2
Kisi-kisi
Insturmen Penelitian
Skala pengukuruan ini digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya alat ukur yang nantinya akan
menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran untuk variabel dalam penelitian
ini menggunakan Skala Likert. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan empat
alternative jawaban. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberi
skor sebagai berikut;
1.
SS (Sangat Setuju) =
5
2.
S (Setuju) =
4
3.
TS (Tidak Setuju) =
2
4.
STS (Sangat Tidak Setuju) =
1
2.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang
digunakan dalam sebuah proses penelitian. Metode pengumpulan data yang penulis
lakukan adalah sebagai berikut;
1.
Observasi
Observasi adalah
kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Observasi pada
penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dengan merasakan serta
berada dalam aktivitas yang sama dengan objek pengamatan. Observasi yang
dilakukan oleh penulis dilakuakan secara langsung dengan mengamati pengunjung
Angkringan Mas Agil dari Politeknik Negeri Bandung.
2.
Kuesioner
Kuesioner adalah
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk
dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada salah
satu jawaban yang telah disediakan, atau bisa dengan menuliskan jawabannya.
Penulis mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang paling utama
yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam melakukan penelitian ini, uji
validitas dan reliabilitas sangat diperlukan guna mengetahui bahwa data yang
didapatkan terpercaya dan layak untuk dijadikan penelitian. Dalam melakukan uji
validitas dan reliabilitas ini peneliti menggunakan software SPSS.
Uji validitas ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kecermatan dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya atau sejauh mana indikator sebagai alat ukur mengukur apa yang
akan diukur. Pengujian ini dilakukan dengan cara menyebar 30 kuesioner pertama
sebagai uji coba untuk kemudian akan ditemukan data yang tidak valid untuk
dijadikan sebagai pertanyaan dalam kuesioner. Data dinyatakan valid jika
memperoleh hasil uji validitas > 0,3.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan
pada masing-masing variabel untuk mengetahui data tersebut layak atau tidak
layak. Untuk penelitian yang sudah biasa dilakukan minimal uji reliabilitasnya
adalah 0,7 sedangkan untuk penelitian yang baru diberi batas minimal 0,6.
2.7 Metode Analisis Data
2.7.1 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono analisis deskriptif merupakan
analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai
rata-rata dari sertiap indikator pada variabel penelitian untuk memberikan
gambaran mengenai indikator apa saja yang membangun konsep model penelitian
secara keseluruhan.
Hal
yang perlu disajikan dalam analisis deskriptif adalah karakteristik responden
seperti jenis kelamin, usia, dan jurusan responden yang berkuliah di Politeknik
Negeri Bandung. Dalam melakukan analisis deskriptif, peneliti menggunakan mean untuk mengetahui nilai rata-rata
yang terukur dari data yang telah diperoleh. Untuk menentukan hal tersebut,
digunakan rumus sebagai berikut;
RS = (m-n)/b
Keterangan:
RS = Rentang Skala
m = nilai tertinggi yang mungkin
n = nilai terendah yang mungkin
b = jumlah kelas
Penelitian
ini menggunakan 4 poin pengukuran jawaban (5=sangat setuju sampai dengan
1=sangat tidak setuju), maka rentang skalanya adalah:
RS
= (5-1)/4
RS
= 1,00
Untuk memperjelas, disajikan tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Interval Rata-Rata
Skala
|
Kriteria Penilaian
|
1,00 ≤ x ≤ 2,00
|
Sangat Rendah
|
2,00 < x ≤ 3,00
|
Rendah
|
3,00 < x ≤ 4,00
|
Tinggi
|
4,00 < x ≤ 5,00
|
Sangat Tinggi
|
2.7.2
Analisis
Regresi Sederhana
Variabel penelitian ini terdiri dari
satu variable independen (X) dan juga satu variabel dependen (Y). Oleh karena
itu, Untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dan menguji hipotesis
dalam penelitian ini secara sistematis, maka alat analisis yang digunakan yaitu
Analisis Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan software SPSS.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan
formulasi sebagai berikut:
Ŷ
= a + bX
Keterangan:
Ŷ = Variabel Dependen
X = Variabel Independen
a = Konstanta (nilai Ŷ apabila X = 0)
b = Koefisien Regresi
3. Hasil
Penelitian
3.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 3.1
Nilai korelasi atau R pada tabel Model Summary menunjukkan angka 0, 765
yang berarti bahwa ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent
dengan nilai sebesar 76,5%. Dengan demikian hubungan antara kedua variabel
berada pada katagori kuat.
Kemudian pada nilai R Square menunjukkan angka 0,585 yang menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh sebesar 58,5% terhadap kepuasan pelanggan Angkringan Mas
Agil. Sisanya sebanyak 41,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel
3.2
Berdasarkan pada hasil uji ANOVA di atas,
ditampilkan hasil yang diperoleh adalah nilai F=56,298 dengan tingkat
probabilitas sig. 0,000. Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kepuasan pelanggan.
Tabel 3.3
Tabel di atas digunakan untuk menentukan pengujian
hipotesis, peneliti menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut :
·
Ho diterima apabila t hitung
< t table. Artinya bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan
·
Ho ditolak apabila t hitung
> t table. Artinya bahwa kualitas pelayanan berpengaruh dengan loyalitas
pelanggan
Perhitungan uji hipotesis t hitung :
Dalam
table diatas dapat diketahui bahwa t hitung bernilai 7.503, sedangkan untuk mencari t tabel
Signifikansi
= 0,05, dengan df:
Df = n-k-1
Dimana :
n =
jumlah sampel
k = jumlah variabel X
Df = 42-1-1
= 40
Maka hasil 0,05 dengan
df 40 didapatkan nilai t tabel adalah 55,758
Berdasarkan
tabel output coefisiens di atas diperoleh t hitung sebesar 7,502 sedangkan
nilai t tabel sebesar 55,758. Maka dapat diketahui t hitung (7, 502) > t
tabel (55,758) menunjukkan bahwa H0 ditolak kesimpulannya yaitu
kualitas pelayanan (X) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y). Hal ini juga diperjelas dengan hasil nilai
korelasi dan pengaruh yang terdapat pada tabel Model Summary dimana korelasi (R) antara X dengan Y sebesar 76,5 %
dan pengaruhnya (Rsquare) sebesar 58,5 %.
Berdasarkan analisis deskriptif yang
dilakukan, kondisi kualitas pelayanan pada Angkringan Mas Agil saat ini
memiliki rata-rata sebesar 3,41 termasuk dalam interval 3,00 < x < 4,00
yang berarti tinggi. Sehingga kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil
dinyatakan baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa tingginya kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil
disebabkan oleh lingkungan yang bersih, rapi dan memadai. Selain itu pelayan di
Angkringan Mas Agil memberikan kemudahan dalam pelayanan serta memahami apa
yang dibutuhkan oleh pelanggan. Pelayan di
Angkringan Mas Agil pun memiliki keandalan dalam memberikan pelayanan
yang tepat dan cepat kepada pelanggan serta respon yang cepat ketika pelanggan
membutuhkan.
Berdasarkan analisis deskriptif yang
dilakukan rata-rata kepuasan pelanggan yang diperoleh adalah sebesar 3,74 dari
interval 3,00 < x < 4,00 yang menunjukkan bahwa kepuasan yang
diperoleh di Angkringan Mas Agil ini tinggi. Hal tersebut disebabkan karena di
Angkringan Mas Agil memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggannya
sehingga pelanggan pun merasa puas.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
penelitian yang menunjukkan R Square sebesar 0, 585 (59%) yang berarti kualitas
pelayanan di Angkringan Mas Agil memengaruhi kepuasan pelanggan dari mahasiswa
Politeknik Negeri Bandung. Sedangkan sisanya sebesar 41% dipengaruhi oleh
faktor lainnya. Kualitas pelayanan di Angkringan Mas Agil sebesar 59%
menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa kualitas
pelayanan di Angkringan Mas Agil baik.
4.
Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan
hasil pengolahan data pada penelitian ini mengenai pengaruh Kualitas Pelayanan
Angkringan Mas Agil terhadap Kepuasan Pelanggan dari Mahasiswa Polban, maka
dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut;
·
Kesimpulan awal berdasarakan
karakteristik responden, menyatakan bahwa kualitas pelayanan di Angkringan Mas
Agil memengaruhui kepuasan pelanggan sebesar 59%. Dengan demikian masih ada
faktor-faktor lain yang memengaruhi kepuasan pelanggan di Angkringan Mas Agil
sebesar 41%, diantaranya kenyamanan berada di sekitar Angkringan Mas Agil,
harga jual yang terjangkau bagi mahasiswa, pelayanan yang cepat serta tepat yag
diberikan oleh para pelayan di Angkringan Mas Agil dan kepuasan atas fasilitas
yang diperoleh di Angkringan Mas Agil.
·
Variabel kualitas layanan terdiri dari 4
(tiga) indikator, yaitu bukti fisik, empati, keandalan, daya tanggap berdasarkan data yang diperoleh dari
responden yang paling berpengaruh adalah bukti fisik yang dimiliki oleh para
pelayan di Angkringan Mas Agil.
·
Variabel kepuasan pelanggan terdiri dari
2 (dua) indikator, yaitu kepuasan menyeluruh dan kesesuaian harapan yang
memperoleh rata-rata sebesae 3.74.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang ingin
disampaikan penulis pada kesempatan ini sehubungan dengan penelitian yang
penulis lakukan, yaitu;
·
Bagi usaha kecil menengah
Dari
penelitian dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi
oleh kualitas pelayan yang diberikan. Maka akan sangat bijak jika setiap UKM
meningkatkan kualitas pelayan kepada pelanggan sehingga pelanggan pun akan
merasa puas dan kembali melakukan kunjungan ulang pada usaha yang dibangun.
·
Bagi pemerintah
Dengan
semakin bertambah banyaknya usaha kecil menengah (UKM) di Bandung, sebaiknya
pemerintah lebih memerhatikan lagi jenis usaha ini karena meskipun usaha kecil
akan tetapi bisa memperoleh penghasilan yang cukup baik. Diharapkan dengan
kebijakan-kebijakan yang jelas di bidang UKM ini bisa membantu para pengusaha
kecil untuk bersaing lebih besar dalam dunia bisnis.
·
Bagi pelanggan
Memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun bagi para pengusaha kecil agar bisa
meningkatkan usaha mereka.
Referensi
Aryani, Dwi dan Febrina
Rosinta. Agustus 2010. Pengaruh Kualitas
Layanan
terhadap Kepuasan Pelanggan dalam
Membentuk Loyalitas Pelanggan.
September 2015.
Sigit, Dimas Reza.
September 2014. Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa
Lapangan Futsal Studi Kasus
65298/pengaruh-kualitas-pelayanan-terhadap-kepuasan-pelanggan-
pengguna-jasa lapangan-futsal.
September 2015
Normasari Srikandi, Selvy dan Kumadji Andriani. 2 Desember 2013. Pengaruh
Kualitas Pelayanan Kepuasan Pelanggan, Citra
Perusahaan dan
Loyalitas Pelangga Hotel Pelangi.
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/
September 2015.
Pengaruh CSR dalam Meningkatkan Image Perusahaan
Pengaruh CSR dalam Meningkatkan
Image Perusahaan
Oleh:
Jayanti Kusumaputri Muchlis 135211048
Shela Novianti Gumilang 135211056
Rica May Wella
Togatorop 135211054
Mahasiswa Program Studi D3
Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung
Abstract
Corporate Social Responsibility
(CSR) is a corporate social responsibility towards business-oriented on the
profit earned by the company’s environment. Social responsibility is addressed
to all human components involved in a business company, such as: government, social
institutions, shareholders, employees, and consumers. CSR is an act of caring
is done by a company that is based on profit, community, and environment. Each
company needs to understand the full meaning of company responsibility, or
better known as CSR (Corporate Social Responsibility). The important things for
the company to attention are business ethic,
community investment, environment, governance and accountability, human rights,
marketplace, vision, mission and values, workplace.
This research uses study of
literature from some books and some opinion from experts. Purpose of this
research is to inform all cavities of the company to build corporate social
responsibility to create law’s protection and as a duty from company’s emerged.
The implementation of CSR must be run in a sustainable manner. One form of
corporate social responsibility is to do activities that can improve the
welfare of the community and improve the environment, providing scholarships
for children, the provision of funds for the maintenance of public facilities,
as well as donations to community facilities in villages that are social and
useful for many people. Doing CSR in company's CSR program, it will improve the
image of the company.
Keywords: CSR (Corporate Social
Responsibility), Organization, Company.
PENDAHULUAN
Dewasa ini
banyak organisasi yang berkembang, mulai dari organisasi pemerintahan hingga
organisasi bisnis. Organisasi-organisasi
tersebut memiliki peran dan tujuannya masing-masing sesuai dengan bidang
yang dijalani.
Organisasi
bisnis berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan mempunyai hubungan yang
saling mempengaruhi terhadap lingkungan sekitar. Selain bertujuan mencari
keuntungan, organisasi bisnis juga bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat,
sehingga keberlangsungan suatu organisasi bisnis ditentukan dari respon positif
masyarakat.
Respon positif
yang diberikan oleh masyarakat dapat berupa kesediaan masyarakat untuk membeli
produk dan menggunakan jasa dari suatu organisasi bisnis. Oleh sebab itu
organisasi bisnis memiliki tanggung jawab sosial. Tanggung jawab perusahaan
tersebut disebut sebagai Corporate Sosial
Responsibility (CSR).
CSR merupakan
suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan
kemampuan perusahaan tersebut sebagai salah
satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat atau lingkungan sekitar perusaan tersebut. CSR
juga didasarkan pada komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar perusahaan seperti
intgritas, keadilan, dan rasa hormat antar sesama pekerja dan hubungan dengan
masyarakat dan lingkungan.
Secara umum, CSR mencakup semua
tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat. Tanggung jawab perusahaan tersebut
yaitu tanggung jawab terhadap lingkungan, karyawan, pelanggan, dan masyarakat
khususnya yang berada dekat dengan perusahaan didirikan.
Salah satu bentuk dari tanggung
jawab perusahaan yaitu melakukan kegiatan yang bersifat kegiatan sosial dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki lingkungan,
mengantisipasi dan menjaga agar lingkungan tetap bersih dan aman akibat polusi
yang dihasilkan oleh perusahaan,
pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, serta sumbangan untuk fasilitas masyarakat di desa
yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak.
Semua
program CSR tersebut merupakan program berjangka panjang dan termasuk bagian
dari upaya pengembangan perusahaan secara berkelanjutan. Program ini bermanfaat
untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan penjualan atau layanan jasa, memelihara
kualitas kerja, , dapat menangani resiko secara lebih efektif dan efisien,
mengurangi biaya jangka panjang serta dapat meningkatkan image perusahaan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu melakukan
program CSR.
Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial dapat
diartikan sebagai wujud pelaksanaan etika dalam organisasi. Pelaku bisnis
memandang dari dua sisi yang berbeda mengenai tanggung jawab sosial. Pandangan
pertama yaitu melihat bahwa organisasi harus melaksanakan tanggung jawab sosial
karena organisasi merupakan bagian dari masyarakat, sehingga memiliki
kewajiiban untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Hal ini disebut dengan
pandangan sosial. Dengan dilaksanakannya tanggung jawab sosial diharapkan dapat
meningkatkan image bisnis tersebut dimata masyarakat. Sedangkan pandangan yang
kedua yaitu pandangan klasik yang berpendapat bahwa organisasi dalam suatu
bisnis tidak perlu menjalankan tanggung jawab sosial karena akan menimbulkan
konflik antara tujuan ekonomi dengan tujuan sosial, karena pandangan kedua ini
hanya berpusat terhadap laba yang diperoleh oleh organisasi.
Ada 4 strategi dari pelaksanaan
tanggung jawab sosial oleh organisasi, yaitu:
- Obstruction
strategy, dimana organisasi berusaha menghindari atau meminimalkan keterlibatan
dalam tanggung jawab sosial dan memprioritaskan kepentingan ekonomi.
- Defensive
strategy, dimana organisasi melakukan tanggung jawab sosial sebatas yang
disyaratkan dalam peraturan atau undang-undang yang berlaku agar mereka
dapat mempertahankan organisasi.
- Accomodative
strategy, dimana organisasi melakukan tanggung jawab sosial sebatas etika
minimum yang dapat diterima oleh masyarakat, dan memenuhi tujuan ekonomi,
hukum, dan kriteria etika.
- Proactive
strategy, dimana organisasi memenuhi semua ketentuan dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial sebagai tindakan proaktif agar tidak akan terjadi dampak
sosial yang buruk terhadap organisasi
Organisasi
`Kata Organisasi
merupakan kata serapan dari kata bahasa Inggris, yaitu “Organization”, dan didefinisikan yang artinya mengatur atau
kumpulan sesuatu yang diatur bekerja sama. Pengertian organisasi sendiri adalah
kumpulan manusia dan sarana pendukung yang diikat pada suatu kesatuan untuk
mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi perlu memiliki manusia yang mengatur
organisasi tersebut, dimana yang sering kita sebut sebagai Manajer. Manajer
merupakan “ Manusia yang melakukan atau melaksanakan semua fungsi manajemen
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa prinsip organisasi yang
baik antara lain:
- Visi dan
Misi. Suatu organisasi hendaknya mempunyai visi dan misi yang dimengerti
oleh semua pegawai organisasi/perusahaan.
- Tujuan.
Suatu organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan dapat dimengerti
oleh seluruh komponen perusahan.
- Sakala
Hierarki.
- Kesatuan
Perintah dan wewenang. Perintah disini dimaksud terdiri dari satu orang
agar tidak menimbulkan kebingungan dalam melaksanakan perintah.
- Pertanggungjawaban.
Seorang karyawan akan memberikan pertanggungjawaban atas pekerjaan yang
telah dilakukan kepada pemimpinnya.
- Pembagian
Kerja. Pekerjaan diberikan sesuai dengan bagian-bagian/divisi-divisi
fungsi yang ada di dalam perusahaan tersebut.
- Keseimbangan.
Pekerjaan dibagi secara adil kepada setiap karyawan pada masing-masing
divisi.
- Fleksibilitas.
Setiap sumber daya manusia yang ada sewaktu-waktu dapat bekerjasama untuk
mencapai tujuan perusahaan.
- Rentang
Kendali. Jumlah bawahan yang dikendalikan ditentukan pada kemampuan dan
motivasi yang dimiliki oleh pimpinan dan kualitas bawahan. Kemampuan ini
ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman.
- Kepemimipinan
dan Keputusan. Gaya kepemimpinan yang dianut dalam sebuah perusahaan
desentralisasi/sentralisasi dalam mengambil keputusan. Sebaiknya
pengambilan keputusan diserahkan kepada pucuk pimpinan sesuai dengan unit
masing-masing.
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap bisnis yang berorientasi atas laba
yang diperoleh oleh perusahaan tersebut.
Tanggung jawab sosial ini ditujukan kepada seluruh komponen manusia yang
terlibat dalam perusahaan di suatu bisnis, seperti: pemerintah, lembaga-lembaga
sosial, pemegang saham, karyawan, serta konsumen.
Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
menurut para ahli :
- “CSR means
that a corporation should be held accountable for any of its actions that
a corporation should be held accountable for any of its actions that
affect people, their communities, and their environment.” (Lawrance, Weber and Post, 2005)
- “The
commitment of business to minimize its negative impacts and maximize its
positive cintributions to all stakehholders in connection in economic,
social and enviromental aspects to acheive sustainable development.” (Indonesi Business Links, 2001)
- Business for Social Responsibility/BSR (2002)
mendefinisikan CSR sebagai: “business
practices that strengthen accountability, respecting ethical values in the
interest of all stakeholders”. BSR juga menyatakan bahwa pelaku bisnis
yang bertanggung jawab menghormati dan memelihara lingkungan hidup serta
membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan masyarakat dan
melakukan investasi di dalam masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Isu-isu CSR yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan menurut BSR
mencakup: business ethic, communitu
investment, environment, governance and accountability, human rights,
marketplace, vision, mission and values, workplace.
- Rumusan
CSR dari The Globe Scan. Berdasarkan survey terhadap para konsumen
dan masyarakat di berbagai Negara, The
Globe Scan mengklasifikasikan CSR yang dilakukan perusahaan ke dalam
dua kategori: (1) Operational responsibilities,
yaitu berbagai standar yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui kegiatan
perusahaan. Operational
responsibilities mencakup berbagai hal sebagai berikut: protecting health and safety of
workers, not engaging in bribery or corruption, not using child labour,
protecting the environment, making profit and paying taxes, treating
employees fairly, providing quality products at low price, providing secure
jobs, applying universal standards across the world. (2) Citizenship
responsibilities, yaitu bebagai tindakan yang tidak harus
dilakukaan perusahaan dalam kegiatan mereka tetapi memungkinkan perusahaan
untuk melakukan diferensiasi dari pesaing. Citizenship responsibilities mancakup berbagai hal sebagai
berikut: responding to public
concerns and viewpoints, reducing human rights abuses, increase economic
stability, reducing the gap between the rich and poor, supporting
charities and communities, solving social problems, supporting charities
and communities, solving social problems, supporting progressive
government policies.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis (Corporate Social
Responsibility)
Dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam kegiatan bisnis tidak bisa lepas dari masyarakat
lingkungan tempat kita bekerja. Oleh karena itu, tanggung jawab
organisasi/perusahaan harus diperhatikan dalam lingkungan sekitarnya. Kegiatan Social Responsibility yang harus
diperhatikann adalah:
- Tanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Tanggung jawab
disini mengenai akibat yang dimunculkan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Seperti
zat-zat yang berbahaya yang dapat merusak lingkungan sekitar dan merugikan
orang yang terkena polusi baik melalui air, tanah, dan udara yang kita hirup.
- Tanggung
jawab terhadap konsumen.
Dalam hal ini
perusahaan/organisasi bertanggung jawab atas kegiatan bisnis yang dilakukan
dengan melihat hak-hak konsumen untuk menghindari adanya komplain dari konsumen
karena perbuatan produsen yang tidak baik terhadap konsumen. Hak-hak konsumen
di antaranya: hak untuk mendapat keamanan, hak atas informasi yang diberikan,
hak untuk memilih, dan hak untuk didengar.
- Tanggung
jawab terhadap karyawan.
Tanggung jawab
terhadap karyawan ini merupakan hal yang sudah mulai dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya, yaitu dengan pemilihan karyawan
dengan teliti, pelatihan terhadap karyawan, peraturan yang dijalankan dalam
sebuah perusahaan, memberikan gaji secara adil dan tidak adanya diskriminasi.
.
Dampak CSR bagi Perusahaan
CSR adalah suatu
tindak kepedulian yang dilakukan oleh perusahaan yang didasari pada tiga
prinsip dasar yang dikenal dengan
istilah Triple Bottom Lines, yakni: Profit (keuntungan), People (Masyarakat),
Planet (Lingkungan) (Wibisono: 2007).
Dewasa ini
masyarakat lebih selektif memilih produk yang sudah dikeluarkan oleh suatu
perusahaan. Biasanya masyarakat cenderung memilih produk dari perusahaan yang
peduli akan lingkungan atau yang melakukan CSR. Oleh karena hal tersebut
perusahaan banyak mendapatkan manfaat dengan adanya pelaksanaan Corporate Social Responbility, seperti
produk yang semakin diminati oleh masyarakat dan perusahaan diminati investor.
Pada dasarnya CSR ini bisa dijadikan sebagai alat marketing oleh perusahaan
jika pelaksanaannya berkelanjutan.
Dalam melakukan
CSR perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya yang menyebabkan perusahaan
mengurangi pendapatan yang akhirnya akan berpengaruh pada jumlah profit yang
diperoleh. Namun, dengan melaksanakan CSR ini perusahaan akan mendapatkan
kepercayaan yang tinggi dari konsumen. Dengan begitu penjualan yang dilakukan
oleh perusahaan akan semakin membaik yang pada akhirnya pelaksanaan CSR dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Tanggung jawab
sosial atau CSR adalah salah satu hal yang memiliki peranan penting pada
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan mengabaikan CSR maka
dapat mengganggu kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Bahkan perusahaan
bisa saja mendapat tuntutan dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan
khusunya masyarakat.
Setelah
perusahaan melaksanakan CSR ini biasanya akan ada dampak yang signifikan bagi
perusahaan pada kinerja perusahaan dan finansial dimana kondisi keuangan akan
mengalami perubahan yang tercermin dalam laporan keuangan yang mengalami
pertumbuhan.
Dapat
disimpulkan dampak CSR bagi perusahaan antara lain adalah sebagai berikut;
1.
Meningkatkan
citra perusahaan
Dalam pelaksanaan CSR konsumen bisa
lebih mengenal perusahaan yang bersangkutan yang selalu melakukan kegiatan yang
bermanfaat bagi masyarakat.
2.
Memperkuat
“Brand” Perusahaan
Kegiatan ini dilakukan dengan untuk
menimbulkan kesadaran dalam diri masyarakat akan suatu produk yang dibuat oleh
perusahaan yang bersangkutan misalnya dengan membagikan produk tersebut secara
gratis sehingga posisi brand perusahaan bisa lebih meningkat.
3.
Mengembangkan
kerja sama dengan para pemangku kepentingan
Dalam pelaksanaan CSR perusahaan
memerlukan bantuan dari pemerintah daerah, masyarakat maupun perguruan tinggi.
Oleh karena hal tersebut perusahaan perlu membangun relasi yang baik dengan
instansi-instansi tersebut.
4.
Menghasilkan
Inovasi dan Pembelajaran atau Meningkatkan Pengaruh Perusahaan
Untuk melaksanakan CSR perusahaan perlu
berkreatifitas yang pada akhirnya bisa meningkatkan peran dan posisi perusahaan
dalam bisnis yang mendunia.
5.
Membedakan
perusahaan dengan pesaingnya
Dalam hal ini perusahaan mempunyai
kesempatan untuk memperlihatkan keungulannya sehingga dapat membedakannya
dengan perusahaan lain.
6.
Membuka
akses untuk inovasi dan pembiayaan bagi perusahaan
Para investor kini paham betul bahwa
sangat penting berinvestasi dengan perusahaan yang sudah melaksanakan CSR.
Perusahaan perbankan juga lebih memilih atau memprioritaskan pemberian bantuan
dana pada perusahaan yang sudah melakukan CSR.
7.
Meningkatkan
harga saham
Dengan melakukan CSR yang sesuai dengan
bisnis utama yang dijalani dan rutin dalam pelaksanaannya maka masyarakat atau
pemerintah akan semakin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham
perusahaan pun akan meningkat.
Implementasi
Setiap
perusahaan perlu memahami secara utuh arti dari tanggung jawab sosial
perusahaan atau yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility), sehingga pelaksanaan CSR dapat
berjalan secara berkelanjutan. Saat ini banyak terjadi perubahan-perubahan
dalam implementasi CSR tidak terkecuali di Indonesia, sehingga perlu adanya
upaya dan strategi agar implementasi CSR dapat berjalan sesuai dengan ide dan
konsep dasarnya. Strategi tersebut meliputi empat agenda utama yaitu:
1.
Pedoman
(Guidelines) dan Tata Etika (Codes of Conduct)
Pedoman CSR
sangat penting dan diperlukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan strategi CSR. World Business Council for Sustainable
Development merupakan salah satu institusi dengan pedoman CSR yang baik dan
efektif yang telah diakui oleh beberapa institusi global. Tetapi yang
dijadikakan sebagai acuan utama adalah UN
Global Compact yang di resmikan oleh Kofi Anan sebagai mantan Sekjen PBB.
Isi dari UN Global Compact yaitu:
- Hak Azasi
Manusia
1.
Mendukung
dan menghormati perlindungan HAM
2.
Menghindari
keterlibatan di dalam pelanggaran HAM
- Aturan
Perburuhan
3.
Mempertahankan
kebebasan berserikat dan perjanjian kolektif
4.
Penghapusan
kerja paksa
5.
Penghapusan
kerja oleh kanak-kanak
6.
Peniadaan
diskriminasi dalam penempatan tenaga kerja dan penugasan
- Lingkungan
7.
Mendukung
kehati-hatian dalam penanganan lingkungan
8.
Penyebarluasan
tanggung jawab lingkungan
9.
Mendorong
penggunaan teknologi ramah lingkungan
- Anti Korupsi
10. Secara aktif
melawan segala bentuk korupsi, termasuk pemerasan dan penyuapan.
(Kartini,2009:48)
UN Global Compact dijadikan sebagai suatu pedoman
di beberapa negara dan telah disesuaikan dengan kebijakan di negaranya
masing-masing untuk diterapkan pada perusahaan.
Setiap
perusahaan mempunyai tata etika atau ‘codes
of conduct’. Tata etika tersebut mengatur etika perusahaan dalam melakukan
kegiatannya seperti produsi, behubungan antar sesama pekerja atau perusahaan
lain, etika proses bisnis, etika ngehadapi pesaing, cara bertemu dan menghadapi
pelanggan.
Dengan berpedoman
kepada nilai UN Global Compact yang
disesuaikan dengan persepsi serta kebijakan perusahaan, maka tata etika ini
menjadi alat bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis dan memperkuat pedoman
CSR-nya.
2.
Sistem
dan Kebijakan Manajemen Koporat
CSR merupakan
bagian dari sistem manajemen suatu perusahaan. Korporat yang sadar akan
pentingnya CSR dan melihat dampak yang dihasilkan dari CSR dengan jelas, akan
menjadikan CSR sebagai strategi perusahaan yang akan profitable secara berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang lama.
Korporasi seperti ini akan menempatkan nilai-nilai CSR pada skema visi dan
nilai perusahaan.
Sedangkan jika
perusahaan hanya ikut-ikutan atau melihat CSR sebagai bagian dari fungsional
korporat yang disejajarkan dengan fungsi
manajemen yang lainnya dan secara visi serta nilai tidak ada hubungannya dengan
CSR value maka perusahaan itu hanya
berbuat sesuatu yang bersifat temporer saja karena program-program CSR bersifat
parsial dan tidak berjangka panjang.
3.
Komitmen
dan Kemitraan diantara Stakeholder
Dalam
pelaksanaan CSR, Stakeholder merupakan bagian yang paling strategis. Perusahaan
yang mampu bekerjasama dengan stakeholder sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan maka akan menciptakan sistem kerja CSR yang efektif dan
menguntungkan bagi setiap pihak. Pengidentifikasian stakeholder sangat penting,
jika hasil identifikasi sudah valid dengan strategi perusahaan tentang CSR maka
akan muncul program kerja.
Dari program
kerja akan muncul kemitraan dan partner kerja
yang untuk melaksanakan program CSR agar
berjalan efektif dan efisien.
Dalam
melaksanakan program CSR, perusahaan membutuhkan pemerintah, masyarakat (civil society) agar program tidak
berjalan masing-masing. Untuk itu lah diperlukan “Tri-Sector Partnerships”
Ketiga unsur ini
harus bekerjasama sehingga strategi kolaborasi kemitraan ini akan menghasilkan
program CSR yang berfungsi untuk semua pihak.
Peran Pemerintah :
-
Mewakili
kepentingan pemilik saham
-
Negosiasi
dan membuat komitmen atau kerjasama internasional
-
Menyediakan
kerangka kerja legal atau regulasi yang mengatur semua sector serta menyiapkan
kebijakan-kebijakan nasional
-
Mengawasi
kinerja negara dan mengambil tindakan untuk mencapai keteraturan
Peran
Perusahaan:
-
Mewakili
kepentingan pemilik saham
-
Mencari
keuntungan ekonomi pasar
-
Bertindak
mandiri dalam mengoperasikan perusahaan dengan menerapkan kode etik yang
berlaku
Peran
Civil Society:
-
Mewakili
pemangku kepentingan diantara sesama masyarakat yang mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh tujuan kelompok
-
Mengutamakan
nilai-nilai yang berhubungan dengan lingkungan,sosial, HAM dan pembangunan
-
Mengawasi
pemerintah dan perusahaan dalam bertindak
4.
Indikator
Kinerja Kkunci dalam Implementasi CSR
Agar strategi
CSR dapat berjalan dengan lancar, diperlukan indicator kinerja kunci dalam
implementasi CSR. Indikator yang paling efektif adalah bersifat kualitatif. Ada
delapan indicator yang sebaiknya digunakan, yaitu:
1.
Leadership
(Kepemimpinan)
Program CSR dapat dikatakan sukses jika
mendapatkan dukungan dari top management.
2.
Proporsi
Bantuan
CSR
dirancang buka semata-semata pada kisaran anggaran, melainkan pada tingkatan
pelaksanaan maksimal. Dalam pembutan program CSR tidak diukur dari besarnya
anggaran.
3.
Transparansi
dan Akuntabilitas
Pelakasanaan
program CSR perlu keterbukaan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan nya harus
membuat laporan tahunan, dan mekanisme audit sosia adan finansial.
4.
Cakupan
Wilayah
5.
Perencanaan
dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi
Dalam
pelaksanaan program CSR perlu melibatkan multi-stakeholder pada setiap siklus
pelaksanaan proyek, perlu memerhatikan aspek-aspek lokalitas
6.
Pelibatan
Stakeholder
Perlu adanya mekanisme koordinasi antara
stakeholder dan masyarakat,perlu adanya mekanisme untuk menjamin partisipasi
masyarakat untuk mengikuti Program CSR
7.
Keberlangsungan
Dengan berjalannya program CSR maka akan
muncul rasa memiliki, dan masyarakat dapat mengambil andil dalam proyek ini
8.
Hasil
nyata
Berkurangnya angka kematian dan
kesakitan,memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis, terjadi perubahan
pola piker masyarakat.
5.
Pelaporan
CSR
Implementasi CSR memerlukan pelaporan untuk
menginformasikan serta dijadikan sebagai alat komunikasi atas berntuk
pertanggung jawaban kepada stakeholder.
Pelaporan hasil program CSR ini sangat strategis untuk meningkatkan image perusahaan
secara nyata. Dalam pembuatan laporan program CSR ini berisikan perencanaan
program CSR dan anggaran yang dibutuhkan serta dampak-dampak positif yang
dihasilkan dari hasil kegiatan CSR. Laporan ini akan disampaikan kepada
pemangku kepentingan.
Laporan program
CSR ini bisa berupa pemmberitahuan di portal perusahaan, laporan kinerja
tahunan, bisa juga diumumkan dalam forum-forum seperti seminar, konferensi,
rapat. Dengan kata lain dapat pelaporan CSR dapat berperan besar untuk
memublikasikan kegiatan CSR kepada stakeholder sebagai peningkatan imange
perusahaan
Dalam pembuatan
laporan program CSR membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Ini mengakibatkan
laporan CSR terlihat komprehensif, oleh karena itu banyak perusahaan yang
melaporkan hasil kegiatan CSR dimuat dalam puluhan lembar, dan laporan tersebut
sangat detail karena hal ini menyangkut penonjolan image perusahaan.
Hubungan antara
Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility
Organisasi
bisnis berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Selain bertujuan mencari
keuntungan, organisasi bisnis juga bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat,
sehingga keberlangsungan suatu organisasi bisnis ditentukan dari respon positif
masyarakat.
Menurut
chrysanti Hasibuan-Sedyono (Vice Chair Board of Management Indonesia Business
Links) Etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit
usah. Sementara CSR merupakan manifestasinya. Etika bisnis berbicara mengenai
nilai. Apakah sebuah perusahaan menganut nilai yang baik atau yang buruk. Kalau
memang memegang nilai yang baik dalam berbisnis maka perusahaan tersebut pasti
akan menjalankan CSR yang memang bertanggung jawab.
Pelaksanaan
CSR sudah diatur dalam Undang-undang Perseroan tahun 2007 yaitu, Menjadikan CSR
sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Banyak
perusahaan mendefinisikan program CSR secara beragam. Sebenarnya esensi CSR
bermakna bahwa perusahaan harus bertanggung jawab kepada stakeholder (pemangku
kepentingan) bukan Shareholder (pemegang saham).
Salah
satu bentuk dari tanggung jawab sosial
perusahaan yaitu melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki lingkungan, pemberian beasiswa untuk
anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, serta
sumbangan untuk fasilitas masyarakat di desa yang bersifat sosial dan berguna
untuk masyarakat banyak.
Dengan
perusahaan melakkukan program CSR maka akan meningkatkan image perusahaan.
Kesimpulan
Suatu perusahaan
dalam menjalankan bisnis perlu memerhatikan orang-orang yang yang secara tidak
langsung berhubungan dengan bisnis tersebut, yaitu masyarakat dan lingkungan
luar perusahaan sekitarnya. Karena penerapan CSR merupakan sebuah program yang
menceriminkan atau menampilkan bentuk rasa terima kasih perusahaan terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitarnya.
Tanggung jawab sosial atau lebih
kenal dengan Corporate Social Responbility merupakan suatu kegiatan positif
yang dilakukan oleh suatu perusahaan bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar.
CSR
merupakan pelaksanaan yang bersifat wajib, bahkan kini sudah banyak perusahaan
yang secara sukarela untuk melaksanakan program CSR ini.
Dampak
dari CSR sendiri sangat berpengaruh terhadap perusahaan meskipun memiliki jenis
usaha bisnis yang sama. Hal ini disebabkan oleh setiap perusahaan memiliki ciri
yang berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan.
REFERENSI
Hartman, Laura P
dan Joe Desjardins.2011. Etika Bisnis. Jakarta: Erlangga
Kartini,
Dwi.2009. Corporate Sosial Responsibility.
Bandung:PT RefikaAditama
Alma, B. (2013). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.
SP, S. W. (2007). Pengantar Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Siswandi. (Jakarta). Aplikasi Manajemen Perusahaan.
2011: Mitra Wacana Media.
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor Kontemporer.
Bandung Barat: Akbar Limas Perkasa.